KLIK DI SINI!

KLIK DI SINI!
KLIK DI SINI!

Wednesday, July 31, 2013

6 Kesalahan keuangan Wirausaha Muda

6 Kesalahan keuangan Wirausaha Muda

    Sebagai pengusaha muda, wajar juka masih dalam tahap belajar dan membuat kesalahan. Namun, siapa pun pasti tak akan senang apabila kesalahan tersebut menyangkut masalah keuangan. Misalnya, mencampuradukkan dana pribadi dan bisnis selain itu Anda juga tidak dapat menyediakan catatan pengeluaran yang jelas ketika dilakukan audit.

    Ada 6 Kesalahan pengolahan keuangn yang biasa dilakukan wirausaha muda yang perlu Anda ketahui agar dapat menemukan strategi untuk menghindarinya.

1. Mencampurkan aset bisnis dan pribadi
    Entah itu menjamin pinjaman secara pribasi atau meminta orangtua Anda membeli rumah kedua, meningkatkan aset pribadi utnuk tujuan bisnis tidak akan baik bagi kondisi keuangan pribadi. Hal ini dikarenakan, ketika bisnis Anda menurun, para kreditor bisa saja mengejar aset pribadi Anda.
    "Anda seharusnya hanya menggunakan jaminan dari bisnis. Jadi, ketika bisnis Anda merosot, Anda tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap pinjaman tersebut," kata Lynn Mayabb, senior managing advisor BKD Wealth Advisors di Kansas City.


6 Kesalahan keuangan Wirausaha Muda


2. "Over' Investasi
    Banyak Wirausaha muda yang rela mengorek tabungannya, misalnya untuk menyewa kantor di tempat yang hip atau membeli peralatan mewah. Namun menghabiskan terlalu banyak untuk pengeluaran yang tidak penting-penting amat bisa mengikis keuangan pribadi Anda dengan cepat.
    Alexa von Tobel, pendiri CEO Learnvest.com, mengatakan, tabungan atau modal bisa habis sebelum Anda sempat memproduksi barang atau jasa untuk dijual. "Gunakan setiap uang yang Anda miliki untuk menciptakan produk yang baik dan tunjukan kepada pengguna. Kalau produk Anda tidak bagus, tidak ada harapan untuk maju."

3. Menggunakan kartu kredit peibadi untuk tujuan bisnis
    Akan sangat berisiko jika Anda bergantungan pada kartu kredit pribadi untuk membiayai usaha ketika bank tidak bersedia memberikan dana untuk Anda. Anda bisa saja tergoda untuk men-charge hal-hal yang tidak seharusnya pada kartu kredit pribadi. Mencampur tagihan bisnis dan pribadi bisa menimbulkan kekacauan organisasi. Jika bisnis Anda di audit, Anda tentu harus menyediakan catatan pengeluaran bisnis paling tidak tiga tahun ke belakang. Jadi, sebaiknya Anda membuat kartu kredit khusus untuk urusan bisnis, dan hanya digunakan untuk pengeluaran bisnis yang penting.

4. "Merampok" kas perusahaan
    Ketika berhasil melakukan penjualan yang hebat dalam dua atau tiga bulan, pengusaha muda biasanya akan menjadi kelewat percaya diri. Pengusaha yang belum berpengalaman kemudian akan mulai menghabiskan arus kas perusahaan tanpa pandang bulu. Contohnya, ketika membutuhkan mobil operasional, mereka akan membeli mobil-mobil terbaik, lalu menyadari bahwa pada beberapa bulan berikutnya ternyata tidak terjadi penjualan yang berarti.


6 Kesalahan keuangan Wirausaha Muda


5. Tidak menggaji diri sndiri
    pemilik bisnis muda cenderung menanamkan semua sumber daya ke dalam bisnis tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Sulit jika bisnisharus membiayai kehidupan pribadi Anda. Seperti karyawn yang lain, berikan gaji secukupnya untuk Anda sendiri untuk memastikan keuangan pribadi Anda tetap sehat dan terpisah dari bisnis. Namun, jangan mentang-mentang Anda pemilik bisnis lantas memberi gaji tinggi untuk Anda. Anda harus menyediakan cukup banyak dana untuk bisnis Adna supaya tetap dapat beroprasi dalam masa-masa sulit.

6. Tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk
    Kalangan muda sering berfikir mereka sangat berpotensi gagal. Akan tetapi, siapa pun bisa gagal dan Anda perlu membuat rencana setelah memprediksi kemungkinan terburuk. Buatlah sebuah rencana pengganti dan beberapa bentuk asuransi untuk mendukung bisnis ketika Anda tak mampu menjalankannya. Sebaiknya buatlah perjanjuian jual beli yang mengatur apa yang terjadi jika salah satu pemilik bisnis meninggal, dan biasanya mencakup komponen asuransi yang menyediakan dana apabila sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada pemilik bisnis.

   

No comments:

Post a Comment